بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢) الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥) اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ (٧)
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.4. Pemilik Hari Pembalasan.5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Cuplikan Ayat-Ayat Al Qur'an

Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 23 November 2011


Kamis, 17 November 2011

Larangan Takabur, Pamer, Serta Sombong



  1. Sahabat Abdillah bin Mas’ud ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: “Seseorang yang di dalam hatinya masih terdapat rasa takabur walau hanya seberat biji sawi dia tidak akan berhak masuk sorga.” Kemudian ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, terus bagaimana halnya dengan seseorang yang suka memakai pakaian bagus dan sepatu bagus?” Jawab Rasulullah: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang bagus, dan cinta kepada segala kebagusan. Sedang yang dinamakan takabur adalah mengingkari kebenaran serta sombong terhadap sesama manusia.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
  2. Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Pada zaman dahulu ada seorang lelaki memakai pakaian hingga menyentuh tanah dan berjalan sambil menarik- narik pakaiannya dengan penuh rasa bangga. Lalu orang tersebut ditenggelamkan ke bumi hingga hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Nasai).
  3. Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Barangsiapa menarik-narik pakaiannya lantaran pamer serta sombong, maka Allah tidak akan memperdulikannya pada hari kiamat nanti.” Kemudian Abu Bakar berkata: “Ya Rasulullah, kain sarungku sangat panjang hingga sampai ke tanah, dan bila berjalan aku selalu menariknya. Tetapi yang demikian aku maksudkan untuk menjaga aurat” Lalu Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya engkau tidak termasuk golongan orang yang pamer serta sombong dalam berpakaian.” (HR. Malik dan Bukhari).
  4. Sahabat Iyadh bin Hamar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Allah swt telah memberikan wahyu kepadaku agar supaya kamu sekalian bersifat lawadhu’ (merenda-hkan diri), sehingga di antara sesama manusia tidak ada lagi saling hina menghina serta saling membanggakan diri.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
  5. Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Allah swt berfirman, bahwa kemuliaan adalah pakaian milik-Nya dan sifat takabur adalah hiasan milik-Nya. Karena itu barangsiapa meminjam pakaian dan perhiasan Allah, maka akan dimasukkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
  6. Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Ada tiga orang yang kelak di hari kiamat Allah tidak akan berbicara dengannya, tidak akan memuliakannya, serta tidak akan memandangnya, dan bagi mereka siksa yang sangat menyakitkan. Mereka adalah orang tua yang berzina, pemimpin yang berkhianat, dan orang fakir yang takabur.” (HR. Muslim dan Nasai).
  7. Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Ada empat orang yang sangat dibenci Allah. Yakni orang yang berjualan dengan menggunakan sumpah, orang fakir yang takabur, orang tua yang berzina, dan pemimpin yang curang.” (HR. Nasai dan Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya).
  8. Imam Bukhari dan yang lain mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Orang yang memakai kain sarung atau celana di bawah betis (dengan maksud sombong), dia akan dimasukkan ke dalam neraka.”
  9. Bukhari dan yang lain mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Pada hari kiamat nanti Allah tidak akan memandang orang yang menyeret pakaiannya karena pamer serta membanggakan diri.”
  10. Sahabat Ma’ Bin Abdurrahman menerangkan, bahwa ayahnya telah berkata: Aku pernah mengajukan pertanyaan kepada Abi Sa’id tentang kain sarung. Lalu dia berkata: Permasalahan tersebut sudah jelas. Sebab Rasulullah saw telah bersabda: “Kain sarung bagi seorang mukmin adalah di atas mata kaki. Dan tidak berdosa (boleh) mengenakan kain sarung hingga menyentuh mata kaki. Barangsiapa mengenakan kain sarung di bawah mata kaki, maka akan dimasukkan ke dalam neraka. Barangsiapa menyeret kain sarungnya karena pamer serta membanggakan diri, maka kelak pada hari kiamat Allah tidak akan memperdulikan kepadanya.” (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).

Haramnya Sombong


Dalil adalah pedoman atau pegangan kita dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam beribadah. Dalil disebut juga hukum atau aturan. Sebagai umat Islam, tentunya Al Quran dan Sunnah menjadi dalil yang kuat untuk kita. Bila di antara golongan ada yang berselisih pendapat, kewajiban umat Islam untuk mengembalikannya lagi kepada dalil dalil ini, yaitu Quran dan Hadits. Dalil bukanlah perkataan ulama maupun ustadz, tetapi dalil adalah perintah langsung dari Allah swt.
Dalam setiap permasalahan apapun suatu pendapat tanpa didukung dengan adanya dalil yang dapat memperkuat pendapatnya, maka pendapat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai pegangan. Untuk itulah kita memerlukan Al Quran dan hadits sebagai dalil yang akan membenarkan. Sudah menjadi kewajiban umat muslim untuk mencari dan memahami masalah dalil atau hukum islam, karena jika meyakini atau melakukan sesuatu (ibadah) tanpa diketahui dalil (tuntunannya), maka kita akan jatuh pada perkara bid’ah.
Dalil yang akan diberikan kali ini adalah dalil tentang sifat takabur dan sombong. Dijelaskan dalam dalil, yaitu quran dan hadits, bahwa memiliki sifat takabur dan sombong adalah haram hukumnya.Banyak sekali dalil yang memerintahkan kita untuk tidak takabur dan sombong, baik dalam Al Quran maupun Hadits. Dalil dalil ini tentunya sah secara hukum dan wajib kita ikuti sebagai pedoman hidup kita. Dalil dalil tentang sabar ini antara lain:
Dalil dari Al Quran
“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Qashash:83)
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. “ (QS. Luqman:18)
Dalil yang diambil dari surat Al Qashash:83 menjelaskan bahwa sorga adalah tempatnya orang-orang yang tidak sombong. Dan pada dalil yang terdapat dalam surat Luqman:18 Allah swt memerintahkan kita untuk tidak sombong kepada sesama.
Dalil dari Hadits
Ada banyak dalil tentang sabar yang berasal dari hadits atau sunnah Rasul. Semoga dalil ini dapat membuat kita selalu bisa bertawadhu dalam kehidupan di dunia agar tidak menjadi takabur dan sombong. Adapun dalil tentang haramnya takabur dan sombong yang berasal dari hadits atau sunnah Rasul adalah sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda: “Tidak akan masuk sorga orang yang di dalam hatinya ada sifat sombong walaupun hanya sebesar atom.” Ada seorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya seseorang itu suka memakai pakaian yang bagus dan sandal/sepatu yang bagus pula.” Nabi Muhammad saw kembali bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah, suka pada keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesame manusia.” (HR. Muslim)
Dari Salamah bin Al Akwa ra bahwasannya ada seorang laki-laki makan di hadapan Nabi Muhammad saw  dengan memakai tangan kirinya, beliau lantas bersabda: “Makanlah dengan memakai tangan kananmu.” Laki-laki itu menjawab: “Saya tidak bisa.” Nabi Muhammad saw bersabda lagi: “Kamu tidak bisa, itu adalah perbuatan sombong.” (HR. Muslim)
Dari Haritsah bin Wahb ra berkata: “Saya mendengar Nabi Muhammad saw bersabda, “Maukah kamu sekalian aku beritahu tentang ahli neraka? Yaitu setiap orang yang kejam, rakus, dan sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa’id Al Khudry ra dari nabi Muhammad saw, beliau bersabda: “Sorga dan neraka itu berdebat; neraka berkata: “Padaku orang-orang yang kejam dan sombong” Sorga berkata: “Padaku orang-orang yang lemah (tertindas) dan miskin” Kemudian Allah member keputusan kepada keduanya: “Sesungguhnya kamu sorga adalah tempat rahmatKu, Aku memberi rahmat dengan kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Dan sesungguhnya kamu neraka adalah tempat siksaanKu, Aku menyiksa dengan kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki; dan bagi masing-masing kamu berdua Aku akan memenuhimya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda: “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah tidak akan melihat orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: “Ada tiga kelompok orang yang nanti pada hari kiamat Allh tidak akan berbicara dengan mereka, Allah tidak akan membersihkan (mengampuni dosa) mereka, dan Allah tidak akan memandang mereka, serta mereka akan disiksa dengan siksaan yang pedih, yaitu: orang tua yang berzina, raja (penguasa) yang suka bohong, dan orang miskin yang sombong.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda, Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman:  “Kemuliaan adalah pakaianKu dan kebesaran adalah selendangKu, maka barangsiapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya maka Aku pasti akan menyiksanya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda: “Suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan dengan memakai perhiasan dan bersisir rambutnya, ia mengherani dirinya sendiri dengan penuh kesombongan di dalam perjalanannya itu, kemudian tiba-tiba Allah menyiksanya yaitu ia selalu timbul tenggelam di permukaan bumi sampai hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Salamah bin Al Akwa ra berkata, nabi Muhammad saw bersabda: “Seseorang itu senantiasa membanggakan dan menyombongkan dirinya sehingga ia dicatat dalam golongan yang kejam lagi sombong, kemudian ia tertimpa apa yang biasa menimpa mereka.” (HR. At Turmudzy)

source : cahaya islami

Senin, 31 Oktober 2011

Istilah-istilah di ROHIS

A
Afwan:
a. Maaf.
b. Jawaban ketika lawan bicara mengatakan “Syukron”.
Adab: Sikap.
Ana: Saya.
Antum: Kamu.
Azzam: Tekad.
Akhwat: Sebutan untuk wanita yang sudah mendapatkan tarbiyah Islam.
Akhina/Akhi: Panggilan untuk Ikhwan (Lawan: Ukhtina/Ukhti).
Ahlan wa sahlan: Selamat datang.
Aqliyah: Akal.

B
Basecamp: Tempat berkumpul.
Briefing: Kegiatan konsolidasi sebelum suatu acara dilaksanakan.
Bi Khair: Baik/ Jawaban saat lawan bicara mengucapkan “Kaifa haluk ?”.
Bazaar: Kegiatan muamalah Rohis/ berjualan.

D
Da’i/du’at: Sebutan lain untuk aktivis dakwah.
Dauroh: Pelatihan organisasi.
Diknalar: (Pendidikan dan Penalaran) Kegiatan belajar akademik anggota Rohis.
Departemen/Dewan: Struktural di Rohis yang bertanggung jawab terhadap suatu bidang.

E
Evaluasi: Pembahasan setelah suatu acara/program dilaksanakan.

F
Futur: Suatu keadaan saat keimanan sedang menurun, sehingga timbul kemalasan untuk melakukan aktivitas dakwah.

G
Ghiroh: Semangat.
Ghozwul Fikri: Perang pemikiran.

H
Hafizh: Penghafal.
Hijab: Batasan antara ikhwan dan akhwat dalam Islam.
Halaqah: (Lingkaran) Majelis ilmu berbentuk lingkaran yang dipimpin oleh seorang Mentor/Murabbi.

I
Ifthor Jama’i: Berbuka puasa bersama.
Ibroh: Makna/kandungan.
Ikhwan: Sebutan lain bagi laki-laki yang sudah mendapatkan pendidikan/tarbiyah Islam (Lawan: Akhwat).
Iqob: Sanksi terhadap suatu pelanggaran.
Ikhwah: Saudara.

K
Kaderisasi: Strategi untuk merekrut anggota baru.
Kressen: (Kreasi Seni) Departemen di Rohis yang membidangi kesenian Islam.
Kaifa Haluk: Apa kabar ? (Jawab: Alhamdulillah, bi khair).

L
La Tahzan: Jangan bersedih
Liqo’: Majelis ilmu.

M
Mas’ul: Penanggung jawab.
Marhaban: Selamat datang.
Moderator: Pemimpin diskusi.
Mentor: Pengasuh/instruktur Rohis.
Murabbi: Guru.
Mabit: (Malam Bina Iman dan Taqwa/Bermalam) Kegiatan bermalam di suatu tempat dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.
Man Ismuka/Masmuka ?: Siapa nama Anda ? (Jawab: Ismi …).
Mad’u: Orang yang didakwahi.
Munsyid: Penyanyi nasyid.
Majelis: Perkumpulan orang-orang untuk tujuan tertentu.
Muhasabah: Introspeksi.

N
Nasyid: Salah satu kesenian musik Islami.

O
Outbond: Kegiatan outdoor berupa games-games menarik.


Pembina: Pimpinan tertinggi di struktural Rohis dan bertanggung jawab terhadap Rohis secara keseluruhan.
PJ: (Penanggung Jawab)

R
Riadoh: Olahraga.
Rihlah: Jalan-jalan.
Rekrutment: Perekrutan anggota baru.
Rohis: (Kerohanian Islam) Organisasi ekstrakurikuler Islam yang berada dibawah naungan sekolah.

S
Syar’i: Sesuai dengan syariat Islam.
Syuro: Rapat/musyawarah.
Sekre/sekretariat: Kantor/tempat berkumpul.
Syukron: Terima kasih (Jawab: Afwan).
Shaum: Puasa.

T
Tarhib: Menyambut (Tarhib Ramadhan: Kegiatan menyambut bulan suci Ramadhan).
Ta’aruf: Kenalan.
Tafaddol: Silakan.
Tafaddol Ijlis: Silakan duduk.
Ta’lim: Majelis ilmu yang dihadiri banyak orang.
Tarbiyah: Pendidikan.
Tanzhif: (Kebersihan) Gotong royong.
Tafakur Alam: Kegiatan berkemah Rohis.

U
Ukhuwah: Ikatan persaudaraan.
Ukhuwah Islamiyah: Ikatan persaudaraan sesama orang-orang beriman
Ukhtina/Ukhti: Panggilan untuk Akhwat (Lawan: Ikhwan).

Senin, 01 Agustus 2011

Marhaban Ya Ramadhan


Kami segenap keluarga Rohis Smoephy Solo Mengucapkan 

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Semoga 1 bulan kedepan kita dapat menjalankan puasa di bulan dan tahun ini, semoga kita  diberikan kemudahan dan keberkahaan oleh Allah SWT, dan dijauhi dari segala godaan nafsu yang dapat membatalkan puasa kita.
semoga bulan puasa ini kita dapat memperbanyak amal ibadah dan pahala. 
Amiin Ya Rabbal Alamin


Download Buku Gratis


Biografi

Ebook

1. Jalan Golongan Yang Selamat
minhaj-al-firqohthumbnail.gif
2. Sahabat Nabi
sahabat-nabithumbnail.gif

Bacaan Sesudah Shalat Lima Waktu

Di antara manfaat sholat lima waktu setiap hari ialah dihapuskannya dosa-dosa oleh Allah ta’aala. Subhaanallah…! Bayangkan, setiap seorang muslim selesai mengerjakan sholat yang lima waktu berarti ia baru saja membersihkan dirinya dari tumpukan dosa yang sadar tidak sadar telah dikerjakannya antara sholat yang baru ia kerjakan dengan sholat terakhir yang ia ia kerjakan sebelumnya.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Sholat lima waktu dan (sholat) Jum’at ke (sholat) Jum’at serta dari Ramadhan ke Ramadhan semua itu menjadi penghabus (dosanya) antara keduanya selama ia tidak terlibat dosa besar.” (HR Muslim 2/23)
Bila seorang muslim memahami dan meyakini kebenaran hadits di atas, niscaya ia tidak akan membiarkan satu kalipun sholat lima waktunya terlewatkan. Bahkan dalam hadits yang lain dikatakan bahwa bila seorang muslim khusyu dalam sholatnya, maka ia akan diampuni segenap dosanya di masa lalu. Subhaanallah…!

Qiyamul-Lail dan Membaca Seratus Ayat

Ramadhan merupakan bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa di dalamnya sedangkan Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sunnahkan kaum muslimin melaksanankan qiyamul-lail (sholat malam/ sholat tahajjud). Hendaknya ummat Islam memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang sangat berharga ini. Jangan ada satu malampun di bulan suci Ramadhan yang tidak diisi dengan kegiatan sholat malam.

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ
شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (أحمد)
Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)
Design by Abdul Munir Dikembangkan Oleh Ibrahim Wahyu S